Home / Berita Umum / PT INKA (Persero) Mengambil Budaya Lokal

PT INKA (Persero) Mengambil Budaya Lokal

PT INKA (Persero) Mengambil Budaya Lokal  – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi minta pabrik kereta PT INKA (Persero) mengambil budaya lokal. INKA juga menyanggupi serta akan bangun pabrik yang menyerap budaya suku Osing asal Banyuwangi.

Hal tersebut dikatakan Direktur Penting INKA, Budi Noviantoro, waktu mengikuti pimpinan Stadler Rail Grup berjumpa Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jumat (8/3/2019). Stadler Rail Grup ialah perusahaan asal Swiss sebagai partner INKA bangun pabrik kereta di Banyuwangi.

“Nyatanya di Banyuwangi kami dibawa jadi sisi peningkatan pariwisata. Design awal bangunan yang kami presentasikan pada akhirnya dirubah dengan mengangkat arsitektur hijau, mengadopai kekhasan Suku Osing Banyuwangi,” tutur Budi.

Dalam pertemuan itu sekaligus juga ditandangani kerja sama pembentukan perusahaan patungan industri kereta di Banyuwangi. Stadler grup di pimpin Owner and Chairman, Peter Spuhler.

Budi menceritakan INKA sebelumnya ingin bangun pabrik seperti pabrik di lain tempat. Bangunannya kurang-lebih kostum. Tetapi di Banyuwangi, pabrik yang dibangun di Dusun Pancoran, Desa Ketapang, Banyuwangi, mesti sesuaikan dengan design arsitektur ciri khas Banyuwangi.

“Kami memang disuruh Pak Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) membawa peradaban serta kebudayaan Banyuwangi pada pabrik yang kami bangun. Arti Pak Azwar Anas, menitipkan kebudayaan di dalam perkembangan ekonomi. Jadi pabrik kereta api ini kental dengan budaya Suku Osing, begitu unik serta membawa situasi fresh,” katanya.

“Ini mode peningkatan pabrik yang bagus. Kami ketertarikan. Ditambah lagi ada Museum Kereta Api terlengkap, sekaligus juga jadi tujuan wisata,” lanjut Budi.

Pabrik Kereta di Banyuwangi konsentrasi mengerjakan pesanan export ke pasar Asia Timur, Afrika, serta Australia. Abdullah Azwar Anas memberikan pabrik INKA jadi landmark baru. Diluar itu museum kereta api di lokasi pabrik pula jadi tujuan wisata.

“Kami ingin INKA tidak sekedar hanya industri, tetapi pula membawa kekayaan peradaban serta kebudayaan daerah. Terdapatnya museum dapat juga jadi tujuan wisata tehnologi serta edukasi. Di Banyuwangi, tiap-tiap ruang umum serta bangunan baru mesti menampung kekhasan Suku Osing. Ini ikhtiar bangun mainstream pariwisata hingga terinternalisasi ke semua bidang di Banyuwangi,” kata Anas.

Chairman Stadler Rail Grup Peter Spuhler menjelaskan ketertarikan membawa tehnologi paling baru Eropa ke Banyuwangi.

“Stadler sekarang mempunyai 10 pabrik dari Rusia sampai Amerika Serikat. Saat ini kami akan masuk banyak pasar baru mungkin. Kita sambut hari esok yang cerah,” katanya.

Menjadi info, pabrik kereta di Banyuwangi jadi yang paling besar di Indonesia dengan investasi Rp 1,6 triliun. INKA menggandeng Stadler Rail Grup dari Swiss, satu diantaranya produsen kereta paling besar dunia, yang akan membawa tehnologi paling baru kereta api ke Banyuwangi.

INKA pula mengambil 2.000 pekerja lokal di pabrik baru ini. Beberapa akan di kirim magang 3 bulan di Swiss sambil menanti pabrik Banyuwangi dalam proses pembangunan yang direncanakan selesai pada 2020

About admin